Rabu, 15 April 2009

PEMILU TERBURUK

“Ya, barangkali ini Pemilu terburuk dalam sejarah kita pasca Orde Baru,” kata Hariman Siregar, tokoh Malari dan mantan anggota Panwaslu 1999. Masalahnya, kisruh daftar pemilih tetap (DPT) masih ditemukan saat pelaksanaan pemungutan suara.

Bahkan Ray Rangkuti melihat, justru karena pemilunya buruk dan abal-abal, hampir pasti Susilo Bambang Yudhoyono menang lagi dalam Pemilihan Presiden nanti.

“Percuma sesal kemudian. Sebaiknya para elite parpol introspeksi, mawas diri dan cermat untuk memutuskan apakah akan maju ke pilpres atau tidak, berdasarkan hasil pemilu legislatif ini. Jangan elite-elite itu asal ingin maju nyapres dan terburu nafsu,” katanya.

Walau pemilu buruk, beruntung pemilu berjalan dengan tertib. Hampir semua partai politik bersatu untuk menjadikan suara hasil pemilu sebagai suara rakyat meski amburadul di sana sini.

Penyelenggaraan pemilu yang karut-marut telah membuat banyak masyarakat bingung saat masuk di bilik suara. Bahkan, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengaku kecewa dengan kinerja KPU.

“Saya kecewa sekali. Tapi kita tidak boleh langsung begitu saja mengganti anggota KPU atau memundurkan pemilu. Yang penting kesalahan-kesalahan saat ini jangan diulangi kembali pada Pilpres nanti,” katanya.

Para analis mengeluh, sampai hari ini masih banyak terdapat masalah-masalah DPT yang tidak terselesaikan oleh KPU. Jumlah masalah yang terkait dengan DPT saat ini tidak sedikit. “Dan masalah itu tidak kalah serius dengan masalah DPT yang menggelembung,” ujar Hidayat Nur Wahid..

Masalah DPT itu juga terjadi di pelbagai daerah. Di DKI Jakarta saja, banyak juga warga yang tidak terdaftar sebagai pemilih. Untuk itulah, KPU perlu mengoreksi kembali masalah DPT. Agar pada pilpres nanti tidak jatuh kembali di lubang yang sama.

Yang menyedihkan, pemilu dengan aneka masalah ini dibaluri laporan berbagai survei yang mengunggulkan SBY sehingga membuat banyak pihak yakin pemilu ini hanya sekedar ‘ritual politik’ berbiaya tinggi untuk mengusung SBY untuk menang lagi dalam pemilihan presiden nanti.

Indikasinya,sebelum pencontrengan 9 April, mayoritas hasil survei bertubi-tubi mengunggulkan SBY sebagai yang terkuat dalam Pemilu 2009. Akibatnya, opini publik sudah dibentuk bahwa SBY bakal terpilih lagi. Ini menyebabkan antiklimaks yang membuat pemilu seperti kehilangan energi baru untuk meningkatkan mutu.

Walau demikian, beberapa analis mengatakan tidak ada jaminan 100% SBY Yudhoyono akan memenangi Pilpres karena figur calon wakil presidennya juga amat menentukan. “Tak ada jaminan SBY pasti menang lagi,” kata Presiden Lembaga Riset Informasi (LRI) Johan O Silalahi.

Lantas, siapakah calon pemenang dalam pemilu terburuk ini? Dan siapa pula capres pemenangnya kelak? Jawabannya, kalangan politik dan publik sepertinya sudah tahu lebih dulu. Dan kita sudah bisa meraba kemana gerak bandul politik ini berayun. [I4]